Total Tayangan Halaman

Selasa, 03 September 2013

STAIN DATOKARAMA PALU BERUBAH STATUS MENJADI IAIN DATOKARAMA PALU


S
Setelah sekian lama berjuang perubahan status menjadi IAIN akhirnya menuai hasil dengan di tanda tanganinya Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2013 oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan juli 2013 . sebelum peresmian nya , Tim alih status STAIN datokarama palu sementara menyusun Statuta IAIN , di Kementeria Agama RI, diperkirakan sebelum tahun 2014 IAIN Datokarama Palu sudah resmi di pimpin oleh seorang Rektor.

Presiden Diminta Ubah IAIN dan STAIN jadi UIN.


Metrotvnews.com, Jakarta: Forum Rektor Perguruan Tinggi Islam berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyeragamkan seluruh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Dalam pertemuan di Istana Negara, Selasa (23/7), dihadiri rektor dan akademisi dari 53 kampus Islam yang terdiri dari 6 UIN, 16 IAIN, dan 31 STAIN. "Apakah bisa satu kali ketuk, semua menjadi UIN. Sebab ada style yang berubah menjadi UIN. Misalnya UIN Malang dan Makassar, itu menjadi sangat maju," kata Rektor UIN Makassar Abdul Qadir Gassing di Istana Negara, Jakarta. Selain Gassing, mereka yang menyampaikan aspirasi adalah Dirjen Pendidikan Agama Kementerian Agama (Kemenag) yang merupakan mantan pembina PTIN Nur Syam, dan Pembina Forum Imam Suprayogo. Presiden mengakui, sejak IAIN dan STAIN diubah menjadi UIN, terjadi kemajuan yang signifikan. Presiden telah meminta Mendikbud M Nuh untuk mempercepat perubahan status semua IAIN dan STAIN menjadi UIN secepatnya. "Subsistem itu dibangun melewati proses dan tahapan yang harus dilalui. Saya telah mengamanahkan pada Mendikbud untuk melakukan percepatan," kata Presiden dalam sambutannya. Jika ada kekurangan, jangan ditunggu terlalu lama. "Proses harus dibantu dan diperbaharui sehingga terjadi percepatan," tambah Presiden. Presiden juga berpesan kepada Mendikbud dan Menteri Agama agar mengelola anggaran sebaik-baiknya dengan pengeluaran berbasis prioritas. (Akhmad Mustain)