Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Juli 2011

Pelayanan Sistim Informasi Kampus


ICT Perkaya Pengetahuan Civitas Akademik STAIN Datokarama
Palu, Warta STAIN, Infomation Communication Technology  (ICT) yang digagas pada awal 2008 oleh Drs. Moh. Ali Hafiz, M.Pd karena melihat banyaknya Civitas akademika STAIN yang membutuhkan informasi. Sebelumnya di 2005 perpustakaan yang diketuai oleh Nurdin, S.Kom  memang sudah terdapat jaringan internet, namun terbatas pada lingkup perpustakaan yang terletak di lantai dua dengan ruang tertentu. Dalam ruangan itu tersedian lima unit komputer yang dapat digunakan mahasiswa maupun dosen dengan persyaratan memiliki kartu anggota perpustakaan. Hal demikian tidak menjangkau dan merata penggunaanya bagi civitas akademik STAIN dalam pengembangan IPTEK. Maka dari itu beliau meminta agar  STAIN memiliki pusat akses internet yang bisa digunakan seluruh civitas akademik respon positif oleh pihak birokrasi. STAIN kemudian melakukan kerja sama dengan indosat karena pada saat itu indosat memiliki harga terjangkau dibandingkan dengan lainnya. Setiap bulannya STAIN harus membayar Rp. 7 juta, sistem yang ditawarkan ada yang bersifat paket dan limit, STAIN mengambil sistem paket agar mudah mengontrolnya dibanding dengan sistem limit bisa jadi lebih dari jumlah pembayaran sistem paket. “Mahasiswa maupun dosen saat itu masih sangat kurang memanfaatkan jaringan internet, terlihat dalam seharinya hanya sekitar 30 pengguna internet, berlanjut setengah tahun dari itu grafik pengguna meningkat tajam” kenang Moh Ali.
            Banyak tidaknya pengguna jaringan internet, pihak STAIN tetap membayar pemakaian sebesar Rp 7 juta, akan tetapi kapasitas benwit sangat kecil 1 mega dibandingkan satker sehingga apabila banyak yang mengakses internet berpengaruh terhadap proses loading. Sekitar empat bulan yang lalu, pihak STAIN beralih ke Astinet karena penanganan yang lebih cepat apabila ada gangguan teknis, yang menelan biaya hampir mencapai Rp. 8 juta perbulan.
            ICT penyedian komunikasi pusat akses internet sangat membantu untuk memperkaya penetahuan dan tidak ketinggalan dalam hal informasi dapat mengakses internet dimana saja sekitar kampus, bahkan diluar kampus dari radius 30-50 m pusat warles masih dapat menggunakan internet. Tidak hanya itu ICT mempunyai gedung tersendiri yang terletak diantara gedung OKM dan taman baca perpustakaan yang sementara dalam tahap penyelesaian. Pembangunan gedung ICT sudah berlangsung selama 40 hari dari 90 hari kelender yang ditetapkan.  Joko mengatakan “Pembangunan gedung sebisa mungkin kami selesaikan sebelum jangka waktu yang ditetukan. Lebih cepat lebih baik” ujar kepala tukang. Pembanguna gedung ICT berasal dari dana DIPA sebesar Rp. 400 juta untuk pembangunan fisik dan infrastruktur. Pengelola ICT terdiri dari Redaktur (Drs. Noor Ahmad), Editor (Lukman Latif S.Kom), Web Admin (Arif Rahmat), Web Developer (Rachmat hidayat S.Kom) dan Koordinator Pengambilan Berita (Drs. Moh. Ali Hafidz M.Pd). “Untuk kedepannya ICT akan menggunakan tower, menyiapkan pengaman berupa kode akses. Alat tersebut membatasi dan memfilter, mendaftar setiap leptop dengan menggunakan sistem IP Address”. Kata lukman latif. (Agri)

1 komentar:

  1. Hai..tolong namanya bukan Nurdin s.kom..tapi Nurdin M.Com...untuk dapat M.Com itu Australia hampir menghabiskan 1 miliar menyekolahkan saya..eee Kalian malah tulis dengan S.kom yang hanya butuh 5 juta untuk mendapatkannya..kwwwkkkkkk ini penghinaan..kwkkkkkk

    BalasHapus